Saat ibu tiriku mabuk, aku memanfaatkan kesempatan untuk menjelajahi lekuk tubuhnya yang ranum.Kulitnya yang tebal tanpa bulu dan dadanya yang cukup besar menjadi taman bermainku.Aku menggoda dan memuaskannya, menuruti hasrat tabu kami.
Aku telah menyimpan hasrat rahsia terhadap ibu tiri ku sejak aku dapat ingat.Sosoknya yang bahenol dan kulitnya yang ranum tidak berbulu sungguh tidak dapat dinafikan.Pada suatu petang yang menentukan, setelah terlalu banyak minuman, aku mendapati diriku tidak dapat menahan daya pikat asetnya yang melimpah.Ketika dia bertenang di atas sofa, lekuk tubuhnya yang murah hati terpampang penuh, aku tidak dapat menahan diri untuk tidak menyerah pada desakan primitifku.Dengan seringai jahat, aku mengulurkan tangan untuk menyentuhnya, menyulut nafsu yang membara di antara kami yang telah membara selama bertahun-tahun.Rasa manisnya mengalirkan pantatku yang manis, membangkitkan nafsu birahiku yang membara.Aku melahap ke dalam lubang pantatnya yang paling dalam, aku mengerang untuk menyemburkan cairan pelumas ke dalam lubang nikmatnya, aku melayangkan pancaran ke setiap pemandangan yang terlarang, pemandangan yang tidak boleh dijelalui.Cerita ini hanya untuk menyembatkan semua nafsu, pemandangan alam yang terlarang untuk dijelajahi.