Setelah sesi memasak selama tiga jam, aku mengundang pelacur Flaquita yang seksi itu ke tempat tidurku.Pertemuan penuh gairah kami terbuka dengan dia yang ahli memuaskanku, yang mengarah pada klimaks yang saling memuaskan.
Setelah maraton memasak selama tiga jam, kubawa si rubah betina yang seksi, Flaquita, kembali ke ranjangku.Pikatan lekuk tubuhnya yang bahenol dan pesonanya yang menggoda tak mungkin ditolaknya.Dia adalah tangan sewaan, seorang wanita malam, namun kecantikannya melampaui pertukaran mata uang duniawi untuk persahabatan.Tubuhnya menjadi perjamuan indera, suguhan menggoda yang tak bisa kutahan.Saat kami terjalin di atas seprai, gairah menyala, memakan kami berdua dalam dekapannya yang berapi-api.Setiap gerakannya adalah tarian hasrat, sebuah simfoni rayuan yang membuatku terpesona.Ruangan itu dipenuhi dengan aroma cinta yang mewarna padanya, hanya dari cahaya yang datang dari setiap kilau cahaya yang terpancar dari setiap lumatan cahaya, setiap lumuran di dindingnya menggemaputing, setiap tarian itu bersimfoni melalui tarian kenikmatan, erotis melalui tarian dan erotis.